Sebanyak 1.516 Mahasiswa Universitas Bung Hatta pada bulan Juli depan akan melaksanakan mengikuti Kuliah Kerja Nyata-Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (KKN-PPM), juga dibekali dengan materi tentang mitigasi bencana di Aula Balairung Caraka Kampus I UBH, Sabtu, (3/5).
Peserta KKN-PPM tersebut nantinya akan diturunkan ke ke 51 kenagarian di enam Kabupaten/Kota, yakni Kabupaten Tanah Datar sebanyak 327 mahasiswa pada 11 nagari seperti nagari Pangian, Taluak, Lubuk Jantan, Supayang, Tabek Patah, Talang Tangah, Tanjung Alam, Pagaruyung, Singgalang dan Atar. Untuk Kabupaten Agam sebanyak 294 mahasiswa pada 10 nagari seperti di nagari Tiku Limo Jorong, Tiku Selatan, Tiku utara,Panta Pauh, Matua Hilir, Parik Panjang, Matua Panjang, Geragah, Kampung Tangah, Lubuk Basung.
Menurut pengelola KKN-PPM UBH, Ir. Indra Khaidir, MSc, materi tentang mitigasi kebencanaan itu perlu diberikan karena wilayah Sumatera Barat termasuk daerah yang rawan bencana, terutama bencana gempa.
“Fenomena alam yang terjadi sungguh tak dapat diterka dan sering di luar logika kita. Ini dapat dilihat dalam peristiwa tsunami di Aceh, Mentawai, dan bencana lainnya” imbuh Indra.
Ir. H. Farni,MT yang memberikan materi mitigasi bencana, memaparkan bahwa, bencana alam seharusnya menjadi pembelajaran sekaligus guru yang berharga bagi kita maupun pemerintah, Untuk itu, upaya meminimalisasi korban sangat penting dibutuhkan. Langkah antisipasi perlu disiapkan dari jauh-jauh hari sehingga pada saat bencana alam terjadi, masyarakat siap menyelamatkan diri.
Menurutnya lagi, yang bisa diterapkan adalah pendidikan mitigasi bencana terpadu, yaitu konsep yang merujuk pada satu tindakan mengurangi dampak suatu mengantisipasi, mendidik atau melatih dan menginformasikan adalah kunci untuk mengurangi efek mematikan dari bencana alam.
“Kita berharap, mahasiswa-mahasiswa ini lah yang akan menjadai agen dan pelaku dalam pendidikan mitigasi bencana kepada masyarakat, mereka kita harapkan yang paling depan bagaimana memandu dan menenangkan masyarakat, jika bencana itu datang”, tambah Indra Farni mengakhiri.(**Indrawadi-humas).