Kesehariannya manusia selalu melakukan aktivitas yang menghasilkan sampah. Baik itu aktivitas yang dilakukan di industri, rumah tangga maupun pribadi. Contohnya saja sampah plastik, sampah kertas maupun lainnya dan kesemuanya itu adalah limbah.
Keberadaan sampah bila tidak ditangani dengan baik akan berdampak pada lingkungan dan berbahaya bagi kesehatan. Atas dasar itulah mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (KKN-PPM) Universitas Bung Hatta (UBH) di Nagari Katapiang, Kecamatan Batang Anai, Kabupaten Padang Pariaman mengadakan penyuluhan cara mengelola sampah organik menjadi kompos.
Penyuluhan sekaligus pelatihan ini dilakukan oleh Desni mahasiswa jurusan Pendidikan Biologi, Arif Wirawan mahasiswa jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota serta Syefriko mahasiswa jurusan Teknik Sipil pada Senin (22/07/2013) kepada masyarakat Nagari Katapiang dan Kelompok Tani "Sepakat" Korong Simpang di rumah Syamsurizal ketua kelompok tani tersebut.
Ketiga mahasiswa KKN PPM UBH tersebut mengatakan masyarakat sangat antusias ingin mencoba mengolah sampah menjadi kompos ini karena media yang dibutuhkan sangat sederhana, ekonomis, praktis untuk digunakan dan hasil pupuk kompos yang diperoleh sangat berkualitas. “Sampah organik yang bisa terbuang percuma tersebut memiliki nilai ekonomis dan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat di sini yang juga berprofesi sebagai petani ladang atau kebun,” ungkap mereka.
Pengelolaan sampah organik ini dengan cara menggunakan media sederhana tong komposter dan Zat Adiktif dalam penguraian dan mempercepat proses pengomposan. Dengan waktu lebih 3 minggu dapat menghasilkan pupuk cair dan pupuk kering. Media sederhana ini didapat dari kerjasama dengan BAPEDALDA (Badan Pengawas Dampak Lingkungan Daerah) di Kota Padang.
Selain itu juga terkait masalah lingkungan, Yohanggi Fatrio Firman dan Harmalia Cahyani mahasiswa jurusan Ilmu Hukum yang mengikuti program KKN-PPM UBH di lokasi ini juga melakukan penyuluhan UU no.32 Tahun 2009, tentang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup di kantor Wali Nagari Katapiang, Selasa (16/07/2013) lalu.
Manfaatkan lingkungan sekitar
Menariknya lagi yang dilakukan oleh Novita Sari mahasiswa jurusan Teknik Kimia yang melakukan program KKN-PPM UBH di Nagari Pagaruyung, Kecamatan Tanjung Emas, Kabupaten Tanah Datar yang melaksanakan penyuluhan kepada masyarakat secara door to door mengenai pembuatan pupuk cair dari keoang mas.
Novita menceritakan penyuluhan secara door to door ini lebih efektif dilaksakan karena masyarakat tidak akan malu-malu bertanya secara lengkap masalah pupuk ini meskipun butuh tenaga ekstra untuk melakukannya. Masyarakat banyak yang tidak tahu jika keong mas ini dapat dimanfaatkan sebagai pupuk, selama ini mereka ketahuinya untuk pakan ternak saja.
“Keberadaan keong mas bagi petani sangat tidak diingikan karena menjadi hama yang merusak tanaman padi sehingga dapat berpengaruh pada hasil panen nantinya. Selain itu penggunaan pupuk kimia yang selama ini digunakan petani dapat juga merusak lingkungan,” ujarnya yang mengunjungi belasan rumah penduduk di jorong Balai Janggo.
Dikatakannya, keong mas ini bisa kita manfaatkan untuk bahan dasar pembuatan pupuk cair. Proses pembuatannya cukup mudah dengan menyediakan tong komposter kemudian masukan kombinasi kotoran sapi, arang, keong mas (daging dan cangkang), air kelapa dan gula aren.
“Pembuatan pupuk ini dilakukan dengan proses fermentasi anaerob selama 14 hari dan hasil dari pupuk cair ini telah diteliti oleh mahasiswa dan dosen jurusan Teknik Kimia yang menujukan bahwa pupuk cair ini telah sesuai dengan SNI dan dapat dipergunakan sebagai alternatif penggantian pupuk kimia,” jelasnya.
Selain itu mahasiswa KKN-PPM UBH dari dari jurusan Pendidikan Biologi memanfaatkan lahan kosong untuk pembuatan apotik hidup bersama masyarakat dan santri Ponpes Al-Barokah Nagari Sialang Gaung Kecamatan Koto Baru, Kabupaten Dharmasraya. Hal serupa pun juga dilakukan Irwan mahasiswa jurusan Pendidikan Biologi KKN-PPM Nagari Padang Tarok, Kecamatan Baso, Kabupaten Agam yang membuat apotik hidup..
Bahkan di Nagari Buayan Kecamatan Lubuk Alung, Kabupaten Padang Pariaman, Anggun Prataman mahasiswa KKN PPM UBH dari jurusan Teknik Sipil membuat alat penyulingan air bersih sederhana.
Menurutnya, keberasaan sumber air dan sumur di daerah sini berminyak sehingga tidak layak digunakan sebagai sumber air bersih untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari masyarakat.
“Saya melakukan penyaringan sederhana dengan menggunakan ember yang berisi batu bata, goni, kerikil dan pasir. Cara pembuatannya dengan mengalirkan air ke dalam ember penyaring tersebut kemudian hasil air yang telah disringnya dialikan ke bak penampungan,” jelas Anggun.