Baca Berita

Semakin maju era teknologi saat ini membuat paradigma Kuliah Kerja Nyata (KKN) Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (KKN-PPM) bergeser maknanya, yakni bukan untuk mengajari masyarakat.

Sudah pasti, hal ini tidak mungkin dapat mengubah pandangan masyarakat hanya dalam satu bulan. Mahasiswa harus dapat merasakan bagaimana kehidupan masyarakat di desa, serta belajar banyak mengenai berbagai aspek yang positif di masayarakat.

Hal itu dikatakan Rektor Univeristas Bung Hatta, Prof. Dr. Niki Lukviarman, SE, Akt. MBA saat membuka pembekalan KKN-PPM Universitas Bung Hatta Periode III, di Aula Balairung Caraka, Kampus I Ulak Karang Padang, Sumatera Barat.

Ia juga mengatakan perubahan paradigma serta tata laksana KKN-PPM akan menuntut mahasiswa untuk bisa memahami kondisi masayarakat dan memahami permasalahan yang terjadi di masayarakat sehingga dalam prakteknya mahasiswa jangan sampai memberikan mimpi-mimpi kepada masyarakat untuk kemajuan desa.

"Dalam KKN nanti mahasiswa akan berada dalam lingkungan dan kondisi yang berbeda dengan lingkungan kampus, maka adaptasi serta pemahaman atas untuk apa dan sebagai apa mereka berada di tengah-tengah mayarakat itu sangat penting, sehingga tidak terlihat seperti mengajari masayarakat," ucapnya.

Ketua Pengelola KKN-PPM UBH Indra Khaidir, menyebutkan, pembekalan tersebut di ikuti sebanyak 1.264 mahasiswa yang akan disebar pada 43 Kenagarian di lima kabupaten di Sumatera Barat yaitu Kabupaten Agam, Tanah Datar, Padang Pariaman, Dharmasraya, dan Sijunjung. Pemberangkatan dan pelaksanaannya di lapangan akan dimulai pada 1 Juli sampai dengan 2 Agustus 2013.

"Pembekalan sendiri akan berlangsung tiga tahap, yakni pembekalan umum berlansung pada 18-19 Mei, pembekalan dosen pendamping pada 22 Mei, dan pembekalan mahasiswa peserta KKN-PPM oleh dosen pendamping sampai dengan 9 Juli," pungkasnya. (sumber: http://kampus.okezone.com/read/2013/05/20/373/809468/mahasiswa-harus-bisa-hidup-di-desa)

  • Share

Artiket Terkait